Oleh : Margita Widiyatmaka
yang membuat birunya telinga dan putihnya hati singa
adalah para pemimpin kata
mereka bilang : "Tatap mega atap matahari!"; semua mendongak ke
atas sepanjang hari
mereka bilang : "Kembali membumi!"; semua menyembah-nyembah ke
tanah, tanda berserah diri
tak ada yang tak cinta pada kata-kata mereka, bahkan laut yang
bergemuruh pun mendengar kesaksian demi kesaksian
"Aku bersaksi bahwa tak ada kata yang patut disembah sela-
in kata para pemimpin kata;
aku bersaksi bahwa tak ada kata yang patut dilebihkan se-
lain kata 'partisipasi';
aku bersaksi bahwa tak ada kata yang patut dibanggakan
selain kata 'mantan';
aku bersaksi bahwa tak ada kata yang patut diperintahkan
selain kata 'awas'
aku bersaksi bahwa tak ada kata yang patut ditanamkan
selain kata 'mandiri'
dan aku bersaksi bahwa masih ada beribu-ribu kata dalam
kamus para pemimpin kata yang patut dikedepankan!"
setiap kata kesaksian bermuara ke laut pembangunan
dan semua merugi, kecuali konsisten dan konsekuen dengan kata-
kunci
Yogyakarta, Oktober 1988.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar