Oleh : Margita Widiyatmaka
Kubaca puisi birumu di sebuah harian
memanggil-manggil namaku dengan nama samaran
Kuraba denyut jantungku
ternyata aku masih betah menelan ludah sendiri
berlaku pasrah, tahan uji
tidak gegabah men-Tuhankan rindu
Akhirnya aku susri tepi nurani
hingga aku terhindar dari cengkeraman mimpi
Gunungkidul, Juni 1990.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar