Senin, 18 Juli 2011

MW

Oleh : Margita Widiyatmaka


Akulah gelombang yang kehilangan pantai
sebatas tebing khayal berandai
berkali terpelanting gagal menggapai
ingin mencari peristarahatan yang landai

Akulah gelombang yang menyia-nyiakan peluh
tak pernah satu dulu dalam tempuh
terburu-buru merengkuh seluruh

Akulah gelombang yang kehilangan bintang
tak pernah senang memandang mega, karena bimbang selalu ada
di sana

Gunungkidul, Desember 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar