Oleh : Margita Widiyatmaka
Aku memang salah
memandang pohon dan langit indah cuma tengadah
lupa akar yang menghunjam ke tanah
Aku memang kalah
kesetiaanku yang luruh pada segara dilemparkan alun ke tepi, ke
pandan berduri, yang menjadikan aku luka sampai hari ini
Memang aku sekolah
bukuku tebal selangit kuhapal
pikiranku bebal sempit akal
mataku merah sakit darah
kejengkelanku, buah ketidakberdayaan dalam kebudayaan
Memang aku ngeri dikubur dalam tanah kapur
di luar, subur kabar-kubur bahwa "Akulah Pengkhianat Negeri"
yang memberaki Beringin yang rindang dan kukuh
Aku memang bocah, yang masih gampang terjajah oleh keuasaan kata
namun, aku terus melangkah, menguatkan kaki dan tangan,
membesarkan hati dan daya tahan pikiran
Yogyakarta, Maret 1990.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar