Sabtu, 29 Oktober 2011

CINTAKU BERMUNAJAT

Oleh : Margita Widiyatmaka

Cintaku dilumat kesunyian
oleh anugerah rahmat yang Kau limpahkan
merajam khurafat dan suratan bunyi-bunyian
tak ada lagi keramat sesat dan bunyi "tokek" peruntungan
yang ada hanyalah nikmat mendekat
kepada Sang Pencipta, aku bermunajat

Sleman, 29 Oktober 2011.

Rabu, 26 Oktober 2011

GEMERICIK ILHAM

Oleh : Margita Widiyatmaka

Air mengalir tak pernah berakhir menyejukkan kepedihan
yang lahir bakal hidup karena harapan
yang mati bakal bangkit karena kepercayaan

Air mengalir tak pernah enggan memberikan cintanya pada kehidup-
an, menyatakan rindunya pada ikan-ikan

Gunungkidul, Juni 1990.

SENANDUNG PANGGUNG

Oleh : Margita Widiyatmaka

Panggung ini organisasi tanpa kursi, tempat menampung segala ma-
cam kepala penuh aspirasi
coba lihat greget para pemain dan penyanyinya!, cermin wajah ki-
ta yang ingin lepas dari himpitan Pak Sarela

Panggung ini tempat berjabat segala macam tangan
begitu dekat jarak kita untuk dapat saling menyapa

Panggung ini tempat membebaskan diri
mari kita lepaskan baju kita, tidak untuk berkelahi!
mari kita rapatkan barisan kita, untuk tujuan manusiawi!

Panggung ini bagaikan pelangi
harapan kita yang warna-warni tersalur dalam alunan melodi

Gunungkidul, Juni 1990.

Jumat, 21 Oktober 2011

KEKUATAN KATA BAGI PENYAIR

Oleh : Margita Widiyatmaka

Bagi penyair, memburu atau diburu kata itu biasa
biasa hirup kata terungkap maupun kata terselinap
biasa tangkap kata tahap demi tahap maupun kata kutu loncat
biasa berharap bisa, bukan biasa bisa berharap

Bagi penyair, kata meluncur bisa jadi peluru atau martir
kerna kata bisa jadi pembunuh atau korban
kerna kata bisa jadi hujatan atau pujian
kata dalam hujatan bukan semata bermakna kebencian
kata dalam pujian bukan semata bermakna kecintaan
semua bermuara ke laut kehati-hatian

Bagi penyair, kata adalah selimut jiwa yang dimaknai sebagai rasa
kerna dengan rasa yang bisa mereka setir dan akomodir
Insya Allah, kekuatan dan keindahan kata  terukir

Bagi penyair, kesetiaan pada kata tak pernah berakhir
walau bumi retak maupun langit runtuh sekalipun
mereka tetap terbuai melantun kata


Bagi penyair, kemuliaan yang mereka damba adalah jadi Raja Kata
yang mahirkan semesta, menganyam kata  jadi harta tak terhingga
yang lahirkan kata cinta dan ayoman kepada hamba lemah jiwa
tak terusik hiruk-pikuk dunia yang meracik keburukan jadi kebaikan
tak peduli himpitan, hambatan, atau ancaman kematian
mereka ciptakan kesempatan dalam kesempitan, penentangan jadi daya juang
mereka jaga kata, jadi surga hati dekat dari sifat Ilahi


Gunungkidul, 21 Oktober 2011.

Sabtu, 08 Oktober 2011

TAFAKUR

Oleh : Margita Widiyatmaka

Biarlah alam sembuhkan lukaku
oleh malam yang sertai lakuku
sejuk, di bawah lampu temaram
khusuk, beruah kalbu tentram
tawadhuk, berharap berkah alam

Biarlah alam sembuhkan lukaku
oleh malam yang benamkan angkuhku
kerna luka yang Engkau sembuhkan, aku jadi kuat
kerna dosa yang Engkau sembunyikan, aku jadi terhormat

Biarlah alam tumbuhkan kesadaran
oleh malam yang tanamkan kesabaran
Bagaikan pohon tegak tersebar di taman
keyakinannya memohon tinggi dan besar tak tergoyahkan
Bagaikan ombak di tengah lautan
kesetiaannya menepi tak pernah terhenti
Bagaikan bersandar pada sekoci alam raya
rintihan doaku terhindar dari mara-bahaya
Amien !

Gunungkidul, 8 Oktober 2011.

Senin, 03 Oktober 2011

MAKNA CINTA PUTIH-BERSIH

Oleh : Margita Widiyatmaka

Cinta-kasih yang putih-bersih
tak kenal letih bagi Sang Kekasih
cinta-kasih bila tak putih-bersih, bukan cinta apalagi kasih
badan tersiksa hati merintih

Cinta-kasih, cinta bersayap
tak pinta emas apalagi permata
rindu-merindu, harap-mengharap
rindu meratap, harap bertatap
setia menunggu, tak meragu
sedia "jibaku" :
          jiwa-badanku untuk kamu
          kepedihanku kepedihanmu
          kesedihanku kesedihanmu
          keprihatinanku keprihatinanmu
          kegembiraanku kegembiraanmu
          kebahagiaanku kebahagiaanmu
          separo jiwaku separo jiwamu
          separo badanku separo badanmu

Gunungkidul, 3 Oktober 2011.