Oleh : Margita Widiyatmaka
dibilang "mbeling", kerna mbandel tujuh keliling
dibilang "mbelang", kerna mbelot tak mau pulang
dibilang "mbuas", kerna mburu tanpa batas
orang mbeling kerna luka, ragu berkata dalam doa
jika ia "jengkang-jengking", hatinya kering tanpa lega
orang mbeling kerna suka, asyik ber-"apa saja" dalam waktu
jika ia main gundu, seharian tak merasa berpeluh
baru jera kalau kejatuhan kelapa sepuh
orang mbelang kerna luka, berbagi luka dalam laku
jika lakunya parah, lakunya tak pernah kalah
orang mbelang kerna suka, tak ingat lagi surga dan neraka
jika ia punya surga, surganya di bawah telapak kaki kuda
orang mbelang kerna terpaksa, takut bercumbu dalam dosa
sebentar saja ia bercumbu, menahan panas dalam napas
orang mbuas kerna lapar itu wajar, jangan biarkan ia lapar!
orang mbuas kerna nafsu itu asu, jangan biarkan lukanya tetap
luka!
orang mbuas kerna kebiasaan, suka merampas hak-milik tetangga
maupun anak-cucunya!
Yogyakarta, Nopember 1988.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar