"tinggi" rampas darah, kali tangan kalah kala
keluarkan kasur terlambat
dulu putih, kini merah
dulu telur, kini darah
"tinggi" rampas darah, kali tangan kalah kala
biarkan darah berkasur basah
ia suka darah basah
kala tangan bawa kasur dan ke-"tinggi"-annya luruh ke jurang kepasrahan
kala kedalaman jurangnya diukur tangan, ia lari pontang-panting
mencari gua
apa kata tangan? ("tinggi", kali ini kau kalah!)
Yogyakarta, Juni 1988.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar