Oleh : Margita Widiyatmaka
puisi yang lahir bulan puasa
bukan puisi, kalau tak lahir dari jiwa-raga kuasa
tidak berisi, kalau tak kuasa kendalikan hawa-nafsu yang kasma-
ran dosa
dosa, menjadi minuman surga di dunia
seperti secangkir madu yang di bawahnya racun berbisa
tergelincir manisnya dahulu, setealah turun baru merasa
Puisi yang lahir bulan puasa
bukan puisi, kalau tak lahir dari jiwa-raga pasrah
tidak merah tidak jingga
tidak biru tidak putih
tidak pandang bulu terkasih
semua haru dalam limpahan hidup bersih
semua pasrah pada yang mahatakterhingga
puisi yang lahir bulan puasa
bukan puisi, kalau tak kuasa lahirkan manusia baru
seperti bayi, tangisnya bukan sekedar untuk lapar dan dahaga
bahkan puisi bila benar-benar puisi, barisnya bukan sekedar
untuk paparkan mega dan atau mimpi terpaksa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar