Rabu, 03 Agustus 2011

MENUNGGU

Oleh : Margita Widiyatmaka

Menunggu .... menunggu ... !
hingga hilang akar kesabaranku
yang ditunggu laut tak berperahu
yang ditunggu gunung tak berair-kayu
yang ditunggu lembah tak bermata air
yang ditunggu angin tak bermata arah
yang ditunggu duri tak ber-an

Sudah saatnya aku menyerang
turun dari gunung untuk bertandang
apalagi yang aku tunggu?!
keteraturan tak bisa lagi diharapkan kepastiannnya
perubahan tak mudah lagi diterka arahnya
apalagi yang aku tunggu?!
bila mendung tak juga jadi hujan
bila keluh tak juga jadi peluh
apalagi yang aku tunggu?!

Menunggu ... menunggu ... !
hingga hilang akar kesabaranku
bila aku ingin hanya angan-angan saja
bila aku ingin hanya rasan-rasan saja

Menunggu ... menunggu ...!
hingga hilang akar kesabaranku
bila aku ingin hanya main-main saja
bila aku ingin hanya lain-lain saja
bila aku  yakin hanya kata-kata saja


Menunggu ... menunggu ... !
apalah artinya menunggu kalau gunung seribu tetap termenung
meratapi nasibku?
apalah artinya menunggu kalau laut yang bergelora belum juga
aku dapatkan sebentuk cintanya?
apalah artinya menunggu kalau hanya saling ganggu?
apalah artinya menunggu kalau hanya saling gerutu?
apalah artinya menunggu kalau hanya saling cemburu?

Sudah saatnya aku menyerang!
untuk melunasi hutangku kepada keadaan
untuk mendapatkam duniaku dalam kebahagiaan
untuk mengembalikan air mataku yang hilang percuma!

Yogyakarta, Nopember 1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar